Minggu, 01 Desember 2013




Hatiku terpaut di Kota Bengawan
Oleh: Arina Rohmatul H.


Aku orang Kediri bukanlah orang Solo. Tapi aku menetap sementara di Kota Bengawan ini untuk berkuliah di Universitas Sebelas Maret Surakarta dan sekarang sudah masuk tahun ketiga. Banyak cerita dan juga kesan yang kudapat.
Berada di Kota Bengawan membuatku tersadar bahwa aku telah menemukan rumahku yang kedua. Di sini tidak jauh beda dengan Kediri. Aku bertemu dengan orang-orang yang santun, Bahasa Jawa yang seakan-akan menjadi bahasa ibu bagi mereka, dan budaya yang selalu dijunjung tinggi oleh setiap elemen masyarakatnya. Ada beberapa orang yang beranggapan bahwa Solo Kota Teroris. Ya, sejak ditangkapnya Noordin M. Top di daerah Mojosongo, dan beberapa teroris yang lain, membuat kota ini seakan-akan menjadi tidak begitu aman menurut sebagian orang yang bukan penduduk asli. Tapi apa yang menjadi anggapan mereka salah. Aku nyaman berada di sini. Menjadi salah satu bagian dari masyarakat Kota Solo menjadikan aku lebih memiliki banyak kesempatan untuk menikmati aneka kegiatan budaya dan segala macam hasil budayanya.
Berkeliling melewati Jalan Slamet Riyadi saat malam hari, kemudian menikmati sajian makanan yang ada di angkringan-angkringan pinggir jalan, mulai Shi-Jeck, Hek, ataupun warung-warung kecil lainnya, pergi ke pusat batik Laweyan, Pasar Grosir Solo, Pasar Klewer, menikmati suasana malam di emperan Pasar Grosir Solo dengan diiringi tembang-tembang Jawa, dan masih begitu banyak kegiatan lain yang tak bisa kuceritakan satu per satu dalam tulisan ini. Semua kegiatan tersebut tak akan bisa dilupakan saat nanti aku harus benar-benar meninggalkan kota ini.
Suasana malam di Kota solo adalah saat dimana aku ingin mengenangnya sampai kapanpun. Karena entah kenapa, ketika malam tiba semuanya terasa berbeda. Aku bisa merasakan, suasana malam di kota ini adalah saat-saat di mana kesederhanaan menjelma menjadi sebuah kemegahan. Bagaimana tidak, budaya yang tercipta di sini, meskipun terlihat sederhana dan terkesan masih tradisional, membuat kota ini semakin menunjukkan keagungan dan kemegahannya. Semua orang terasa berkaitan satu sama lain dan menjadi suatu keluarga besar sebagai hasil kebudayaan yang tak bisa untuk dihilangkan.
Namun di balik keagungan dan kemegahan yang kuceritakan sebelumnya, ada sesuatu hal yang ingin kusampaikan di sini. Meskipun aku merasa nyaman dan terkesan dengan apa yang ada di kota ini, bukan berarti aku tidak memiliki sesuatu yang membuatku merasa tidak nyaman di sini. Masalah kebersihan kota yang menurutku masih belum maksimal. Karena ketika sedang berjalan-jalan ke luar, aku melihat ada banyak daun-daun kering berserakan di sepanjang jalan Slamet Riyadi. Tidak hanya itu, di Daerah Ngoresan ada tempat pembuangan sampah yang cukup luas, dan akhirnya banyak sampah-sampah yang berserakan bahkan sampai menganggu jalan. Setiap kali aku melewati daerah itu, aku merasa tidak nyaman karena harus selalu mencium bau yang tidak sedap. Apalagi di sekitarnya, masih ada warung-warung makan, yang akhirnya membuat aku berpikir tentang bagaimana kesehatan makanannya kalau di sekelilingnya terdapat bertumpuk-tumpuk sampah.
Oleh karena itu, aku berharap untuk pemerintah Kota Surakarta supaya lebih memperhatikan lagi kebersihan kota ini. Sangat disayangkan kalau dengan aktivitas budayanya yang kental, namun tidak dibarengi dengan kebersihan kotanya. Petugas Kebersihan Kota lebih diefektifkan dan kalau perlu diperbanyak. Selain itu, tata ruang kota diperbaiki lagi. Misalkan, di daerah yang menjadi salah satu jalan utama di Kota Solo seperti Jalan Slamet Riyadi, jangan ada pedagang-pedagang kaki lima yang terlalu banyak. Perlu ada tempat-tempat tertentu yang dikhususkan untuk mereka. Selain memudahkan dalam mencari, hal ini juga bisa mengurangi sampah yang ditimbulkan oleh para PKL di daerah tersebut.
Kemudian untuk daerah kampus UNS bagian belakang, karena terdapat banyak sekali kos-kosan mahasiswa, hendaknya tempat pembuangan sampah jangan di daerah Ngoresan. Karena kalau banyak kos-kosan, maka banyak warung makan juga. Sehingga, tidak hanya kenyamanan mahasiswa yang tinggal atau sering melewati daerah itu saja yang terganggu, tapi kesehatannya pun juga terganggu.  

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates