Hatiku terpaut di Kota Bengawan
Oleh: Arina Rohmatul H.
Aku orang Kediri bukanlah orang
Solo. Tapi aku menetap sementara di Kota Bengawan ini untuk berkuliah di Universitas
Sebelas Maret Surakarta dan sekarang sudah masuk tahun ketiga. Banyak cerita
dan juga kesan yang kudapat.
Berada di Kota Bengawan membuatku
tersadar bahwa aku telah menemukan rumahku yang kedua. Di sini tidak jauh beda
dengan Kediri. Aku bertemu dengan orang-orang yang santun, Bahasa Jawa yang
seakan-akan menjadi bahasa ibu bagi mereka, dan budaya yang selalu dijunjung
tinggi oleh setiap elemen masyarakatnya. Ada beberapa orang yang beranggapan
bahwa Solo Kota Teroris. Ya, sejak ditangkapnya Noordin M. Top di daerah
Mojosongo, dan beberapa teroris yang lain, membuat kota ini seakan-akan menjadi
tidak begitu aman menurut sebagian orang yang bukan penduduk asli. Tapi apa
yang menjadi anggapan mereka salah. Aku nyaman berada di sini. Menjadi salah
satu bagian dari masyarakat Kota Solo menjadikan aku lebih memiliki banyak
kesempatan untuk menikmati aneka kegiatan budaya dan segala macam hasil
budayanya.
Berkeliling melewati Jalan Slamet
Riyadi saat malam hari, kemudian menikmati sajian makanan yang ada di
angkringan-angkringan pinggir jalan, mulai Shi-Jeck, Hek, ataupun warung-warung
kecil lainnya, pergi ke pusat batik Laweyan, Pasar Grosir Solo, Pasar Klewer,
menikmati suasana malam di emperan Pasar Grosir Solo dengan diiringi
tembang-tembang Jawa, dan masih begitu banyak kegiatan lain yang tak bisa
kuceritakan satu per satu dalam tulisan ini. Semua kegiatan tersebut tak akan
bisa dilupakan saat nanti aku harus benar-benar meninggalkan kota ini.
Suasana malam di Kota solo adalah
saat dimana aku ingin mengenangnya sampai kapanpun. Karena entah kenapa, ketika
malam tiba semuanya terasa berbeda. Aku bisa merasakan, suasana malam di kota
ini adalah saat-saat di mana kesederhanaan menjelma menjadi sebuah kemegahan.
Bagaimana tidak, budaya yang tercipta di sini, meskipun terlihat sederhana dan
terkesan masih tradisional, membuat kota ini semakin menunjukkan keagungan dan
kemegahannya. Semua orang terasa berkaitan satu sama lain dan menjadi suatu
keluarga besar sebagai hasil kebudayaan yang tak bisa untuk dihilangkan.
Namun di balik keagungan dan
kemegahan yang kuceritakan sebelumnya, ada sesuatu hal yang ingin kusampaikan di
sini. Meskipun aku merasa nyaman dan terkesan dengan apa yang ada di kota ini, bukan
berarti aku tidak memiliki sesuatu yang membuatku merasa tidak nyaman di sini. Masalah
kebersihan kota yang menurutku masih belum maksimal. Karena ketika sedang
berjalan-jalan ke luar, aku melihat ada banyak daun-daun kering berserakan di
sepanjang jalan Slamet Riyadi. Tidak hanya itu, di Daerah Ngoresan ada tempat
pembuangan sampah yang cukup luas, dan akhirnya banyak sampah-sampah yang
berserakan bahkan sampai menganggu jalan. Setiap kali aku melewati daerah itu,
aku merasa tidak nyaman karena harus selalu mencium bau yang tidak sedap.
Apalagi di sekitarnya, masih ada warung-warung makan, yang akhirnya membuat aku
berpikir tentang bagaimana kesehatan makanannya kalau di sekelilingnya terdapat
bertumpuk-tumpuk sampah.
Oleh karena itu, aku berharap untuk pemerintah
Kota Surakarta supaya lebih memperhatikan lagi kebersihan kota ini. Sangat
disayangkan kalau dengan aktivitas budayanya yang kental, namun tidak dibarengi
dengan kebersihan kotanya. Petugas Kebersihan Kota lebih diefektifkan dan kalau
perlu diperbanyak. Selain itu, tata ruang kota diperbaiki lagi. Misalkan, di daerah
yang menjadi salah satu jalan utama di Kota Solo seperti Jalan Slamet Riyadi, jangan
ada pedagang-pedagang kaki lima yang terlalu banyak. Perlu ada tempat-tempat
tertentu yang dikhususkan untuk mereka. Selain memudahkan dalam mencari, hal
ini juga bisa mengurangi sampah yang ditimbulkan oleh para PKL di daerah tersebut.
Kemudian untuk daerah kampus UNS
bagian belakang, karena terdapat banyak sekali kos-kosan mahasiswa, hendaknya
tempat pembuangan sampah jangan di daerah Ngoresan. Karena kalau banyak
kos-kosan, maka banyak warung makan juga. Sehingga, tidak hanya kenyamanan
mahasiswa yang tinggal atau sering melewati daerah itu saja yang terganggu, tapi
kesehatannya pun juga terganggu.
0 komentar:
Posting Komentar