Minggu, 29 Desember 2013

PADI TVRI



PADI TVRI (PERSEMBAHAN ANAK-ANAK DIFABEL INDONESIA MELALUI TELEVISI REPUBLIK INDONESIA)
Dedikasi untuk Anak-anak Difabel di Seluruh Indonesia

Identifikasi dan Analisa Permasalahan:
Kelompok difabel atau mereka yang memiliki disabilitas fisik tertentu merupakan kelompok yang saat ini kurang mendapatkan perhatian di Indonesia. Meskipun beberapa kali disoroti melalui program-program yang digagas oleh pemerintah maupun awak media, keberadaan anak-anak difabel dirasa masih kurang diindahkan oleh masyarakat luas. Labelling atau pemberian cap buruk dari masyarakat, serta kurangnya uluran tangan dari pemerintah dalam memperlakukan kelompok tersebut telah menyebabkan tersisihnya kelompok ini dari pergaulan masyarakat.
Dewasa ini, masyarakat sering kali memandang kelompok difabel dengan sebelah mata. Bagi mereka, ketidakmampuan kelompok tersebut menjadikan mereka lebih rendah dari masyarakat yang tidak memiliki disabilitas dalam kondisi fisik. Bahkan Ciptono, dkk, menyatakan bahwa anak berkebutuhan khusus kerap dianggap “aib”, lantas disembunyikan. Mereka seharusnya diberi kesempatan layaknya anak normal, yang kehadirannya dalam keluarga disambut dengan riang gembira. Anak berkebutuhan khusus tidak tahu dan tidak berharap lahir dalam keadaan tidak sempurna. Entah lahir sebagai tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, tunaganda, maupun autis, anak-anak itu tidak dapat memilih. Seandainya diperbolehkan setiap anak akan memilih punya kecerdasan seperti Habibie, kecantikan seperti Tamara Blezinsky, ketampanan seperti Anjasmara, akhlak seperti Ustadz Mansyur, dan badan kuat seperti Ade Rai. Sayang anak-anak yang lahir tidak dapat memilih, mereka hanya bisa menerima dan tidak dapat mengindar[1].
Cara pandang masyarakat luas terhadap kelompok difabel ini pun tak urung menyebabkan kelompok difabel merasa tidak dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan sekitar mereka. Utamanya bagi anak-anak difabel, bila sejak awal telah mendapatkan label buruk dari masyarakat di sekitarnya, tentu mereka akan kesulitan dalam mengekspresikan minat, bakat dan kreativitas yang terpendam dalam diri mereka. Di samping itu, pemerintah Indonesia pun belum memberikan kepedulian yang cukup bagi kelompok yang seolah terpinggirkan ini.
Perlu diketahui, jumlah penderita difabel di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Kementerian Kesehatan Nasional (Kemenkes) menyebutkan bahwa penderita difabel pada tahun 2011 telah mencapai 6,7 juta jiwa. Sedangkan menurut data yang dilansir dari World Health Organization (WHO), jumlah penderita difabel di Indonesia telah melebihi angka 10 juta jiwa.[2] Jumlah ini tentu saja menuntut pemerintah dan masyarakat untuk lebih memberikan perhatian kepada kelompok difabel.
Berangkat dari permasalahan ini, kami berpikir bahwa pemerintah dan awak media perlu bekerja sama dalam mengubah stereotype yang ditekankan oleh masyarakat luas terhadap ketidakmampuan kaum difabel. Kerja sama yang dapat dilakukan oleh kedua pihak ini, misalnya, mengadakan dan menyiarkan program televisi yang menampilkan minat, bakat dan kreasi anak-anak difabel. Program-program yang penulis maksud merupakan ajang pentas anak-anak difabel yang harus memperhatikan satu aspek penting berkaitan dengan tidak adanya unsur eksploitasi anak. Program-program semacam ini akan mengubah masyarakat luas untuk lebih menghargai anak-anak difabel di sekitar mereka. Adanya campur tangan pemerintah, tak pelak turut meningkatkan kepercayaan diri kelompok difabel bahwa mereka bukanlah kelompok yang terpinggirkan.

Solusi Inovasi:
Solusi yang kami tawarkan atas permasalahan kurangnya wadah bagi anak-anak difabel untuk menyalurkan bakat, minat, dan kreasi mereka adalah dengan memanfaatkan media televisi publik milik pemerintah, yakni TVRI (Televisi Republik Indonesia). Kami mengusulkan diadakannya sebuah program tayangan yang rutin, menyeluruh, dan secara khusus menampilkan minat, bakat dan kreasi anak-anak difabel di masing-masing provinsi yang kemudian diberi nama “Persembahan Anak Bangsa”. Oleh karena di masing-masing provinsi sudah ada TVRI daerah terkecuali Sulawesi Barat dan 2 provinsi lain yang tidak ada cabangnya, program ini akan lebih menyeluruh dalam menjaring anak-anak difabel yang sebenarnya mememiliki bakat atau keahlian dalam membuat sesuatu namun belum diekspos oleh media.
Sebelumnya, memang sudah ada beberapa program televisi yang menyoroti anak difabel  seperti program “Kick Andy Show” yang pernah mengundang anak difabel, program acara Hitam Putih” yang pernah mengundang wanita penyandang cacat, dan beberapa program televisi lainnya. Namun, kami merasa bahwa program-program tersebut kurang berjalan secara efektif, rutin, dan menyeluruh.  Acara talk show Kick Andy, misalnya, pernah menghadirkan anak difabel sebagai bintang tamu. Acara tersebut mengundang anak difabel hanya dalam beberapa kesempatan saja, tidak dilakukan secara rutin. Anak-anak difabel itu pun hanya berasal dari sebagian daerah saja, tidak menyeluruh.

Detail Rencana Program “Persembahan Anak Bangsa”:
Secara detail, bentuk program yang kami tawarkan sebagai solusi adalah sebagai berikut:
1.      Program ini hampir sama dengan program “Indonesia Mencari Bakat” yang disiarkan oleh TransTV. Hanya saja, yang membedakan kedua acara di sini adalah dari peserta dan juga sistem penampilannya. Program ini nantinya akan diikuti oleh anak-anak difabel di masing-masing provinsi dan tidak menggunakan sistem juara. Hal ini karena bila sistem juara itu diterapkan, maka kami khawatir psikologis peserta akan terganggu. Program ini dibuat bukan untuk melihat bakat atau kreasi mana yang lebih bagus, melainkan sebagai wadah bagi anak-anak difabel untuk menyalurkan bakat, minat, dan kreasi mereka tanpa harus diseleksi atau dipilih siapa yang terbaik.
2.      Masalah teknis penayangan, kami akan mengimbau pihak TVRI pusat untuk menjadikan ide ini sebagai program tayangan yang harus ada baik di TVRI pusat sendiri maupun di TVRI provinsi. Dengan begitu, cakupan wilayah untuk merekrut anak-anak difabel dalam menyalurkan bakat, minat dan juga kreasi mereka akan lebih luas.
3.      Waktu penayangan program ini adalah rutin satu minggu sekali. Soal bentuk penayangannya seperti apa, apakah ingin dibuat seperti “Indonesia Mencari Bakat”, ataukah dalam bentuk video, talk show dan lain-lain, kami serahkan kepada pihak tim kreatif dari masing-masing TVRI provinsi. Dalam hal ini, tidak menutup kemungkinan bahwa masing-masing TVRI provinsi akan memiliki bentuk penayangan yang berbeda. Serta tak lupa, yang perlu kami tekankan di sini adalah program ini tidak hanya menampilkan bakat atau skill dari anak-anak difabel yang ada di setiap provinsi, tetapi juga menayangkan kreasi mereka dalam menciptakan karya, seperti keahlian membuat lukisan, memasak, menulis, menjahit dan lain-lain.
4.      Program ini bisa ditayangkan dalam beberapa minggu untuk anak-anak difabel yang ada di daerah X, provinsi Y, kemudian beberapa minggu ke depan adalah waktunya untuk daerah Z, provinsi Y, begitu juga seterusnya. Sehingga bisa menyeluruh dan rutin dilaksanakan.

Alasan memilih program “Persembahan Anak Bangsa”:
            Solusi yang kami tawarkan ini pada dasarnya memiliki beberapa alasan. Pertama, media televisi merupakan salah satu media komunikasi massa yang bisa dikonsumsi oleh khalayak dalam jumlah massif. Ditambah lagi, televisi merupakan media komunikasi massa yang berbentuk audio visual sehingga semakin menarik penonton untuk melihatnya. Dengan memanfaatkan media televisi khususnya TVRI, maka kami mengharapkan minat, bakat, atau kreasi dari anak-anak difabel bisa dikonsumsi secara massif oleh khalayak dan mampu mengubah cara pikir atau cara pandang beberapa orang yang masih menganggap remeh keberadaan dari anak-anak difabel itu.
Kedua, sebagai media publik milik pemerintah, TVRI merupakan media yang tidak berbasis profit. Karena tujuan dari program tampilan bakat, minat, serta kreasi dari anak-anak difabel ini bukanlah untuk mengeksploitasi mereka, melainkan sebagai wadah edukasi dan juga informasi kepada anak-anak difabel itu sendiri maupun bagi masyarakat, maka program tersebut dirasa cocok untuk ditayangkan melalui media publik yang tidak profit oriented.
Ketiga, anak-anak difabel di Indonesia yang belum mendapatkan pendidikan sebagaimana mestinya masih sangatlah banyak. Ditambah dengan media yang bisa dikatakan jarang untuk mengekspos masalah itu dan belum secara menyeluruh serta rutin dalam menampilkan bakat atau keahlian yang dimiliki oleh anak-anak difabel.

Analisa Dampak bagi Masyarakat dan Pemerintah:
Kehadiran program yang kami tawarkan sebagai solusi terpinggirkannya kelompok difabel akan menjadi tayangan yang berbeda bagi masyarakat Indonesia. Kami menyadari, bahwa tayangan-tayangan di televisi Indonesia sekarang ini lebih didominasi oleh tayangan hiburan yang klise dan tidak menanamkan nilai serta moral bagi pemirsanya. Sinetron, film televisi, program hiburan yang saling mencelakai dan mencemooh antarpresenternya, reality show yang tidak riil, dan tayangan hiburan lainnya telah membuat masyarakat jenuh dan enggan untuk menggunakan media.
Berbeda dari tayangan hiburan yang telah disebutkan sebelumnya, program yang kami tawarkan akan membuka mata masyarakat atas apa yang sebelumnya tidak mereka pedulikan. Tayangan yang menampilkan bakat, minat dan kreasi anak-anak difabel tanpa unsur eksploitasi akan membuktikan kepada masyarakat luas bahwa eksistensi anak-anak difabel tidak sesuai dengan pandangan negatif mereka. Masyarakat luas akan berpikir ulang tentang label yang mereka berikan kepada anak-anak difabel. Stereotype yang merendahkan anak-anak difabel akan tergantikan oleh pandangan bahwa anak-anak difabel pun memiliki kemampuan yang tidak dapat diremehkan terlepas dari keterbatasan yang mereka miliki.
Terwujudnya kerja sama antara pemerintah dan awak media melalui TVRI, kami harap dapat mencapai tujuan yang kami canangkan sebelumnya. TVRI, sebagai stasiun televisi milik pemerintah yang berada di setiap daerah kota dan provinsi, dapat merangkul masyarakat daerah secara lebih erat. Keberadaan stasiun televisi di setiap daerah ini nantinya akan mempermudah penggagas program untuk mendekati anak-anak difabel di seluruh daerah Indonesia.    

Analisis Keberhasilan Program “Persembahan Anak Bangsa”:
Kami memperkirakan keberhasilan dari program ini adalah sebagai berikut:
1.      Dalam hal penayangan, program ini akan mendapatkan respon positif dari masyarakat karena mengedepankan bakat dan juga kreasi dari anak-anak difabel yang sekarang ini tidak banyak diekspos oleh media lain. Bisa dikatakan program ini berbeda dari program-program yang ada di media lain.
2.      Meskipun menurut kami sekarang ini TVRI kalah saing dengan televisi-televisi swasta, namun setidaknya dengan adanya program tampilan bakat dan juga kreasi dari anak-anak difabel secara rutin dan menyeluruh di setiap provinsi, akan memberikan efek psikologis yang positif bagi anak-anak difabel itu sendiri. Anak difabel yang semula merasa minder atau takut untuk lebih mengembangkan bakat atau kreasi mereka, akan lebih membuka diri dan bersemangat untuk maju setelah menonton tayangan tersebut.
3.      Dengan adanya cabang dari TVRI pusat di setiap provinsi, maka untuk menampilkan bakat dan juga kreasi dari anak-anak difabel bisa dilakukan secara menyeluruh. Tidak hanya pada daerah tertentu saja. Apalagi program ini ditayangkan secara rutin. Sehingga dengan begitu, maka beberapa minggu penayangan bisa digunakan untuk tampilan dari anak-anak difabel yang ada di daerah X, provinsi Y, kemudian beberapa minggu selanjutnya adalah tampilan dari anak-anak di daerah Z, provinsi Y, dan seterusnya.
4.      Anak-anak difabel yang belum mendapatkan pendidikan sebagaimana mestinya, melalui program tampilan bakat dan juga kreasi tersebut, mereka akan memperoleh pendidikan secara informal. Dan itu penting. Karena kesuksesan seseorang tidaklah semata-mata disebabkan karena kemampuan akademisnya, melainkan juga oleh bakat atau keahlian yang dmilikinya.


[1] Ciptono, dkk, Guru Luar Biasa, cetakan pertama, Juli 2009, PT Bentang Pustaka, Yogyakarta, hlm. 141.

[2] http://jpnn.com/news.php?id=123841# diakses pada 5 Desember 2013 pukul 22.00

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates